Di Balik Layar Ponsel yang Tak Pernah Mati

  Di Balik Layar Ponsel yang Tak Pernah Mati




---

BAB 1 – AKUN RAHASIA

Nama Instagram-nya: @suaradalamkelas
Bio: "Karena tidak semua cerita bisa disampaikan di depan kelas."

Akun ini muncul tiba-tiba di semester baru SMA Arunika. Dalam seminggu, followers-nya naik jadi 12.000. Isinya? Kisah-kisah anonim siswa yang dikirim lewat DM:

Guru yang tertidur saat pelajaran.

Cowok populer yang diam-diam menangis setelah ditolak.

Curhatan cewek yang tak pernah disapa gengnya sendiri.


Yang tidak mereka tahu:
Admin akun itu adalah Alya.
Siswi kelas 11 IPS 3. Pendiam. Pengamat. Dan (menurut banyak orang) tidak terlalu menarik.


---

BAB 2 – DUNIA YANG MENYENANGKAN

Setiap malam, Alya membaca ratusan DM. Ia menyaring, menyunting, dan mengunggah kisah yang paling jujur, paling menusuk, dan kadang paling lucu.

Akun ini menjadi cermin sekolah—tanpa wajah.

Ia menikmati perannya di balik layar. Tak ada yang tahu. Tak ada yang menilai fisik, gaya bicara, atau status sosialnya.

Untuk pertama kalinya, Alya merasa… ia punya suara.


---

BAB 3 – ANCAMAN

Tapi semuanya berubah saat sebuah DM masuk:

> “Aku tahu kamu Alya.
Berhenti, atau aku sebar nama kamu ke grup angkatan.”
–UnknownUser478



Alya menelan ludah. Tangannya gemetar. Ia belum pernah bercerita pada siapa pun—bahkan Naya, sahabat terdekatnya.

Siapa yang tahu? Bagaimana?


---

BAB 4 – JEBAKAN DIGITAL

Dalam beberapa hari, postingan akun mulai menurun. Followers mempertanyakan. DM mulai berkurang.

Lalu masuk kiriman baru—berisi foto: Alya sedang duduk di kantin, memegang ponsel dengan logo Instagram menyala.
Sudut pengambilan fotonya... dari belakang.

Pelakunya dekat.


---

BAB 5 – NAYA

Naya mulai curiga. Alya jadi sering gugup, jarang membalas chat, bahkan bolos rapat OSIS.

“Kamu kenapa sih, Alya?”
“Cuma capek aja,” jawabnya.

Tapi malam itu, Alya tak tahan. Ia mengaku.

“Akun itu... aku yang pegang, Nay.”


---

BAB 6 – PENGKHIANATAN

Naya terdiam. “Kenapa kamu gak pernah cerita?”

“Aku takut kamu kecewa. Semua orang cuma tahu sisi luar, Nay. Aku cuma pengin ada tempat buat cerita tanpa dinilai.”

Naya memeluknya. Tapi esok harinya, akun itu diserang.

Posting terakhir diretas, dengan caption:

> “Adminnya ternyata cuma cewek cupu.
Sok tahu. Sok suci. Padahal juga pengamat doang.”



Nama Alya tertulis jelas.


---

BAB 7 – REAKSI SEKOLAH

Sekolah heboh. Grup WA kelas meledak. Ada yang membela, ada yang mengejek.

Alya tak masuk sekolah 3 hari. Ia menonaktifkan Instagram. Satu-satunya tempat ia merasa bebas… kini jadi alat lemparan batu.


---

BAB 8 – BANGKIT

Pada hari keempat, Alya kembali ke sekolah. Kepala tertunduk. Tapi di loker mejanya, ada secarik kertas:

> “Aku salah satu orang yang cerita tentang kakakku yang bunuh diri karena bullying.
Postingan kamu membuatku merasa didengar.
Jangan berhenti. –Anonim”



Alya menangis.

Hari itu, ia membuat akun baru: @CeritaTanpaNama.id

Tapi kali ini, ia menulis satu kalimat penting di bio:

> Adminnya: Alya – karena keberanian kadang butuh wajah.




---

EPILOG – CAHAYA DI BALIK LAYAR

Followers-nya lambat naik. Tapi isinya lebih kuat. Lebih jujur. Ia mendapat banyak DM—tapi juga banyak dukungan.

Ia bukan lagi suara dari balik layar.

Ia adalah Alya.

Dan kini, ponsel di tangannya tak lagi bersembunyi—tapi menjadi alat menyampaikan yang tak bisa diucapkan di depan kelas.


---

Comments

Popular posts from this blog

Aku yang Terperangkap dalam 5 Versi Diriku Sendiri

Surat dari Diriku di Masa Depan

Taman yang Tak Pernah Ada dalam Denah Sekolah